SALUTI

BENVENUTO PER VOI ! ! !

Wednesday, August 24, 2011

Tablolong Beach (Heaven The Fisher) - Pantai Tablolong (Surga Para Pemancing)

Each year, the government routinely NTT international fishing tournaments held in the strait, between the islands of Rote and Timor island. Waters as far as 10 miles of coastline in the district Tablolong West Kupang, Kupang regency was quite crowded fish migration path from the Timor Sea towards the Savu Sea. According to schedule, the race lasted for three days from 4-6 November. A total of 27 anglers from Indonesia, Japan, Germany and the United States joined in 9 teams, in contrast to the racecourse from the tourist beaches Tablolong at 05.00 pm and returned at 16.00 pm. Each team is guided a fisherman Tablolong.

Tiap tahun, pemerintah NTT rutin menggelar turnamen memancing internasional di selat yang diapit pulau Rote dan pulau Timor. Perairan sejauh 10 mil dari garis pantai Tablolong di kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang itu merupakan jalur migrasi ikan cukup ramai dari laut Timor menuju laut Sawu. Sesuai jadwal, perlombaan berlangsung selama tiga hari mulai tanggal 4-6 Nopember. Sebanyak 27 pemancing asal Indonesia, Jepang, Jerman dan Amerika yang tergabung dalam 9 tim, bertolak ke arena perlombaan dari pantai wisata Tablolong pada pukul 05.00 Wita dan pulang pada pukul 16.00 Wita. Masing-masing tim dipandu seorang nelayan Tablolong.


Participants who succeeded in obtaining the fish with the highest weight, is entitled to occupy the first position that day. They fight over a total cash prize plus trophy Rp42.7 million NTT governor. This event is expected to attract foreign tourists visited NTT enjoy the panorama of the beach and the charming islands unspoiled and pollution. Therefore, long ago, the government has vigorously held a promotion. Starting from the events calendar to publish brochures, advertisements in mass media. Tournament success of government efforts is evident from the preparations that are mature enough. The committee set up specially alerted rescue services offshore.

Peserta yang berhasil memperoleh ikan dengan berat paling tinggi, berhak menempati posisi pertama hari itu. Mereka memperebutkan total hadiah uang tunai Rp42.7 juta plus trophy gubernur NTT. Event ini diharapkan akan menarik wisatawan mancanegara berkunjung ke NTT menikmati panorama pantai dan pulau-pulau yang memesona dan belum terjamah polusi. Karena itu, jauh-jauh hari, pemerintah telah giat menggelar promosi. Mulai dari menerbitkan kalender event sampai brosur, iklan di media massa. Upaya pemerintah menyukseskan turnamen ini tampak dari persiapan yang cukup matang. Panitia menyiapkan regu penolong khusus yang disiagakan di lepas pantai.

They are also equipped rescue equipment and radio communications at any time send a report to the ground if you have trouble at sea. One of the rules must be observed that the participants are not allowed to dispose of garbage littering the ocean. Coastal southern tip of the island of Timor is presenting a beautiful panorama of the beach and the beautiful underwater panorama. The beauty also dihiasai beach with trees, like trees that grow Centigi spread on the rocks. Unfortunately, the tree began to be threatened Centigi caused by ignorant hands that took the tree to be sold to the island of Java.

Mereka juga diperlengkapi peralatan penyelamatan dan radio komunikasi untuk sewaktu-waktu mengirim laporan ke darat jika mengalami masalah di laut. Salah satu peraturan yang harus dicermati peserta adalah tidak boleh mengotori laut dengan membuang sampah. Pesisir ujung selatan pulau Timor memang menyuguhkan panorama pantai yang indah dan panorama bawah laut yang elok. Keindahan juga dihiasai dengan pepohonan pantai, seperti pohon Centigi yang tumbuh menyebar di bebatuan karang. Sayang, pohon Centigi mulai terancam karena ulah tangan-tangan jahil yang mengambil pohon tersebut untuk dijual ke pulau Jawa.



David Jones, an American participant such great admiration for the beauty of the underwater coral Beatrix who is about 5 miles from the coast. David dub rock Beatrix as a 'supermarket fish' because all kinds of fish can be found at that location. Two other corals that are not less interesting is the coral reefs in and Tabui. In three of these corals live species of fish that is often contested in various fishing tournaments such as the type of Marlin, Alu, Alu, Wahui, Pompano, Barracuda, Lemadang, and Tuna. So, no wonder some residents of Kupang lovers of nautical tourism use a motor boat for fishing in the region around half an hour from the land.

David Jones, peserta asal Amerika misalnya sangat mengagumi keindahan bawah laut karang beatrix yang berjarak sekitar 5 mil dari pantai. David menjuluki karang beatrix sebagai ‘supermarket ikan’ karena semua jenis ikan dapat ditemukan di lokasi itu. Dua karang lainnya yang tak kalah menarik adalah karang Dalam dan karang Tabui. Di tiga karang ini hidup jenis ikan yang sering dilombakan dalam berbagai turnamen memancing seperti jenis Marlin, Layaran, Tenggiri, Wahui, Kuwe, Barakuda, Lemadang, dan Tuna. Makanya, tidak heran sejumlah warga kota Kupang pecinta wisata bahari menggunakan perahu motor untuk memancing di kawasan itu sekitar setengah jam dari daratan.
Besides fishing visitors also enjoy a variety of fish species as a group looks like in a giant aquarium. However, the fishermen and anglers are prohibited from fishing using cyanide is a chemical that can intoxicate fish, but can kill small fish and damage the coral. Coral reefs in these waters is also prohibited to be taken. For that purpose, near the coast had displayed a sign saying 'sport fishing center Tablolong'.

Selain memancing pengunjung juga menikmati beragam spesies ikan secara berkelompok tampak seperti dalam akuarium raksasa. Meski demikian, para nelayan dan pemancing dilarang menangkap ikan menggunakan potas yaitu zat kimia yang dapat memabukkan ikan, namun dapat membunuh ikan kecil dan merusak karang. Terumbu karang di perairan ini juga dilarang untuk diambil. Untuk maksud itu, di dekat pantai telah dipajang sebuah papan bertuliskan ‘pusat olahraga memancing Tablolong’.

The board was on display at the entrance to the beach so it can be seen from the sea. Therefore, you should not throw old food parcels to the sea. But if you want to attract the attention of the fish swimming alongside the boat, throw the food in the morning and you will see thousands of colorful fish food rush.

Currently a Canadian man to build three units homestay in two hectares of land about one kilometer from the residential area. Dozens of ordinary citizens to stay in homestay Kupang is built on the seashore. Rental price per night is different homestay for foreign tourists Rp100 thousand per night plus three meals and local tourist Rp 50 thousand plus three meals.

Papan itu dipajang pada pintu masuk menuju pantai sehingga dapat dilihat dari arah laut. Karena itu, anda jangan sampai melempar bekas bungkusan makanan ke laut. Tetapi jika ingin menarik perhatian ikan-ikan berenang di samping perahu, buanglah makanan pada pagi hari dan anda akan menyaksikan ribuan ikan warna-warni berebutan makanan.
Saat ini seorang pria Kanada membangun tiga unit homestay di lahan seluas dua hektare sekitar satu kilometer dari pemukiman warga. Puluhan warga kota Kupang biasa menginap di homestay tersebut yang dibangun di pinggir pantai. Harga sewa homestay per malam berbeda untuk wisatawan asing sebesar Rp100 ribu per malam plus tiga kali makan dan wisawatan lokal sebesar Rp 50 ribu plus tiga kali makan.

In addition to the power grid is unavailable, homestay environment is still quiet, especially at night only sounds breaking reef waves. In the morning when I hear the birds singing deeply felt life a remote village on the island of Timor. Not inferior to the scene in the late afternoon treat. As night approached, watching thousands of light emitted from the houses in the village and on the island Semau Tablolong an unforgettable experience.

Selain tidak tersedia jaringan listrik, lingkungan homestay masih sepi, terutama pada malam hari hanya terdengar deburan ombak memecah karang. Di pagi hari jika mendengar kicauan burung sangat terasa kehidupan desa terpencil di pulau Timor. Tidak kalah dengan suguhan pemandangan di petang hari. Ketika malam menjelang, menyaksikan ribuan sinar lampu yang dipancarkan dari di rumah-rumah penduduk di desa Tablolong dan di pulau Semau merupakan pengalaman yang tak terlupakan.

This location can be reached from the city of Kupang with cars and motorcycles to travel for an hour. The winding streets with houses that are still traditionally also the sensation itself. Generally Tablolong population are descended from the Dutch island of Rote brought in colonial times.

Lokasi ini dapat ditempuh dari kota Kupang dengan mobil dan sepeda motor dengan perjalanan selama satu jam. Jalanan yang berkelok-kelok dengan rumah-rumah penduduk yang masih tradisional juga merupakan sensasi sendiri. Umumnya penduduk Tablolong merupakan keturunan asal pulau Rote yang dibawa Belanda di zaman penjajahan.

No comments:

Post a Comment