Mengeruda hot water bath at Soa, located approximately 50 miles from Riung to the south at an altitude of approximately 1000 meters above sea level. Mengeruda hot water bath is one of the hot springs which arise naturally from the ground is flat with an average temperature of 30-0 degrees Celsius. Foreign tourists who entered a paid Rp 2,500 per person. Domestic tourists Rp 1,000 per person.
Pemandian air panas Mengeruda di Soa yang terletak kurang lebih 50 km dari Riung ke arah Selatan pada ketinggian kurang lebih 1000 meter di atas permukaan laut. Pemandian air panas Mengeruda adalah salah satu pemandian air panas yang timbul secara alami dari tanah yang rata dengan suhu rata-rata 30-0 derajat Celcius. Wisatawan asing yang masuk dipungut bayaran Rp 2.500 per orang. Wisatawan domestik Rp 1.000 per orang.
The tourists who come to it all day umumnnya soak in water that is low in sulfur. In the afternoon they continued their journey. Generally to Bajawa, the capital of the valve Ngada very cold because it lies at an altitude of 1200 meters above sea level. At first, the hot water bath pemandiang Mengeruda is natural for farmers in surrounding areas who have tired of working all day in the fields.
Para wisatawan yang datang ke situ umumnnya berendam sepanjang hari di air yang sedikit mengandung belerang itu. Sore harinya mereka melanjutkan perjalanan. Umumnya ke Bajawa, ibukota Kabupaten Ngada yang berudara sangat dingin karena terletak pada ketinggian 1200 meter di atas permukaan laut. Pada awalnya, pemandian air panas Mengeruda adalah pemandiang alam bagi para petani di sekitarnya yang telah lelah bekerja seharian di ladang.
Before coming home they submerge themselves in it so fresh again. With a cost of billions of dollars currently Mengeruda fence wall. Water sources that grow also surrounded by high walls, but the flow of the river is allowed to flow naturally. That's where farmers and tourists soaking. With the cost of not a few also built a pool in which the water flowed from the hot springs. But unused, rusty pool by sulfur and minerals so it looks like a buffalo wallow. Maybe once Ngada Government intends to make the spa but what power could not be realized.
Sebelum pulang ke rumah mereka merendamkan diri di situ sehingga segar kembali. Dengan biaya milyaran rupiah saat ini Mengeruda dipagar tembok. Sumber air yang tumbuh juga dikitari tembok yang tinggi, tetapi alur sungai yang mengalir tetap dibiarkan secara alami. Di situlah para petani dan wisatawan berendam. Dengan biaya yang tak sedikit juga dibangun kolam renang yang airnya dialirkan dari sumber air panas. Tetapi belum terpakai, kolam renangnya sudah karatan oleh belerang dan mineral sehingga tampak seperti kubangan kerbau. Mungkin tadinya Pemda Ngada berniat membuat spa namun apa daya tak bisa direalisasikan.
From January to September, tourists visiting the Mengeruda only 200 people. Compare with 2600 people Riung visited by tourists. The swimming pool was built redundant because the foreign and domestic tourists and farmers to choose a bath or soak themselves in hot water stream flowing. Currently people in skitar hot springs were anxious or nervous about the future government did not allow more farmers into the hot springs that belong to them for fence wall around with Balinese architecture. Or they worry that those who are poor it must also pay entrance to bathe in hot springs of their own. Because the management of hot water was directly managed by the government.
Sejak bulan Januari sampai bulan September, wisatawan yang berkunjung ke Mengeruda hanya 200 orang. Bandingkan dengan Riung yang dikunjungi 2600 orang wisatawan. Kolam renang yang dibangun mubazir karena para wisatawan asing dan domestik beserta petani memilih mandi atau berendam diri di sungai air panas yang mengalir. Saat ini masyarakat di skitar sumber air panas itu resah atau cemas kalau kelak Pemda tidak memperkenankan lagi para petani masuk ke sumber air panas yang menjadi milik mereka karena telah dipagar tembok keliling dengan aristektur Bali. Atau mereka khawatir kalau mereka yang miskin itu juga harus membayar masuk untuk mandi di sumber air panas mereka sendiri. Karena pengelolaan air panas itu langsung dikelola oleh Pemda.